Bab 20 Berdamai dengan takdir
kondisi pasca operasi kedua mata kanan mba icha mulai membaik,dan suaminya ka dedy sudah berubah kembali seperti dahulu sepanjang hari senantiasa berada disampingnya. sholat mengaji dan memegang tangan mba icha sepanjang hari. orang tua ka dedypun bolak balik kerumah sakit.
jam menunjukkan 02.00 dini hari aku bacakan icha istriku QS. Arrahman, dia merasa sangat iri ketika hasan fadli memberika mas kawin berupa bacaan QS Arrahman pada adelia, eh..adiknya. kubaca ayat demi ayat meski ta sefasih dan selancar hasan fadli, namun akupun menangis...saat tiba dibacaan ketujuh ayat Faa bii ayyi alla irrobbikuma tukadziban.... air mata menitik di matanya, kuteruskan bacaanku dengan lebih bahagia...kemudian tersungging senyum diwajahnya..cantik..cantik sekali...baru kusadari senyum icha juga cantik tidak kalah dengan adiknya. kuteruskan lagi sampai ucapan shodakallah hul adzim....kucium al qur an, kupandang wajahnya yang tersenyum melihatku, ku sentuh wajahnya, kucium keningnya, bulir bulir kasih sayang merambati seluruh hatiku. kupegang tanganku, 'maaf aku sayang'
iya tersenyum dan benar saja memang senyumnya sangat indah, bulir bulir kencantikannya terpancar diwajah tirusnya. kuusap air mata di wajahnya. 'maaf aku sayang aku yang sudah sangat jahat '
dia mengangguk dan memengang jemariku. kucium lagi pipinya. dia makin tersenyum. 'cepatlah sembuh dan kita perbaiki lagi hidup ini', dia tersenyum dan mengangguk. kita saling berpandangan tanpa pembicaraan, dihatiku yang ada rasa bersalah yang teramat sangat dalam. kuraba dan kuciumi seluruh tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut, betapa aku sudah sangat dholim terhadapmu. menyakiti tubuhmu, hatimu perasanmu. laki laki macam apa diriku. kamu sudah aku nikahi dihadapan orang tua, sanksi, malaikat bahwa dihadapan Allah. tapi aku dzolim lelaki tak tahu diri, dia gapai tanganku dan dipegangnya erat. dia pandang wajahku tersenyum, aku sesungguhnya malu malu sekali icha. 'dedy cintakah kau padaku', kuanggukan mantap kepalaku. 'ya..aku cinta kamu icha. demi Allah aku cinta kamu dan mulai saat ini akan kubahagiakan dirmu'.
'akupun sangat mencintaimu dedy dari dulu dari semenjak kita kecil. jangan sakiti aku lagi dedy'
aku mengangguk mantap. tidak icha sekarang aku tahu kamu lah tulang rusukku yang harus aku jaga.
***
kukabarkan keluarga bahwa icha sudah sadar, orangtuaku, orangtua icha dan ika adelia beserta suaminya pun sudah hadir. ya memang sekarang adelia tampak semakin cantik teramat cantik lebih dari yang dulu. saya tahu kenapa adelia jadi semakin cantik, itu karena suaminya. demikian juga icha akan kubuat icha kelak lebih cantik, akan kubahagiakan icha, mungkin tidak semewah adelia tapi setidaknya takkan kubiarkan icha seperti kemarin yang tak pernah sempat mengurus dirinya. Bukankah kecantikan seorang wanita setelah menikah tergantung dari suaminya?? aku tersenyum. semuanya bahagia. 'nanti kalau icha pulang kita akan buat selamatan ', kata ayah. dan kuhadiahi icha rumah baru..adelia kamu tidak irikan?' ayauh melirik padaku sembari tersenyum dan akupun tersenyum. mba icha pun tersenyum. wajahnya masih tampak lelah. dia meminta maaf satu persatu awalnya padaku, 'dedy maafkan aku belum bisa jadi istri terbaik buatmu', katanya dan kuanggukan kepala kucium punggung tangannya, kemudian dia minta maaf pada ibunya, minta maaf pada ayahnya, minta maaf juga pada ibuku atau mertuanya 'ibu maafkan aku , aku bukan menantu yang baik, aku sudah berani pada ibu', ibuku menangis' iya menantuku, ibu juga mertua yang cerewet'
mba icha tersenyum lalu minta maaf pada ayah mertua, 'ayah maafin icha', ayah mengangguk dan mengelus kepalanya,
ketika seluruh keluarga sudah berpamit pulang, aku kembali hanya berdua dengan istriku. ayah ibu sebenarnya ingin menemani tapi kutolak, aku ingin berdua saja dengan istriku. bukankah selama ini hal ini jarang terjadi diantara kami??
tiba tiba icha pingin kekamar mandi, kutolak biar pipis disini saja, dia mengeleng, lalu kubobong dia, dia memelukku erat serasa tak ingin berpisah, dia peluk erat tubuhku dikmar mandi kemudia dia juga minta mandi, kubasuh tubuhnya dengan hati bergejolak tak menentu. kubasuh semua dengan halus, hati hati dan penuh kemesraan, kuhanduki dia kubopong kembali ketempat tidur kuganti pula bajunya. terus kusisir juga rambutnya. ku kuncir. aih...cantiknya kamu..kucium pipinya.
kejadian yang tidak dikendaki terjadi
'dedy..mataku panas', kata icha memegang matanya
'aku panggil dokter', kataku berlari mencari dokter, dokter dan bperawat datang tapi adel sudah Pinsan, ada tetesan darah segar keluar dari perban matanya. dokter menyuruhku keluar dan aku tidak mau kutentang perintah dokter ' biarkan aku disini dokter, icha dibawa kembali ke kamar icu dan aku ngotot untuk tetap bersamanya malah aku minta supaya icha tidak sendiri dikamar icu, ' oke, bapak saja yang dikamar icu sebagai suami'
'tidak bisa dokter aku ingin ada yang membacakan ayat ayat suci alquran ditelinganya'.
'bapak kan bisa'
'mohon dokter, saya harap dikamar istriku ada dua orang'
'satu cukup'
'dokter biar aku juga masuk' suara hasan fadli adik iparku. tolong. dan dokter hanya menganggukkan kepala. aku dan hasan fadli masuk ruangan. dia membuka mushaf al quran sedang aku memegang tangan istriku. 'mas dedy, bimbing mba icha dengan bacaan tasbih tahmid dan tahlil'
surat yasin dibacakan. surat Al kahfi dibacakan...mulutku tidak pernah terlepas dari zikir, sholawat. tubuh adel berasa kepanasan bergerak gerak namun matanya masih tertutup...hasan fadli mulai membacakan surat ketiga surat Ar rahman...faa biayyi alla irrobikuma tukkadziban....air mata menetes dipipi icha, kuhapus seraya menangis, ' apa kamu kesakitan icha?' dilanjutkan lagi bacaan quran surat arrahman, kubisikan lagi tahmid tahlil dan tasbih, air matanya kembali menetes...
'dedy....', icha menginggau
'bantu aku keluar dari masalah ini, aku sangat berat' keluhnya dan kembali diam. masalah apa icha...masalah apa..aku berteriak..hasan fadli menenangkanku, ' sadar ka dedy..bantu mba icha dengan meredha kannya..' sahutku. kembali kubacakan istigfar di kupingnya...
'icha aku redha kamu sebagai istriku, aku redha juga jika allah memanggilmu'
'icha aku akan menjadi orang baik, sebaik dulu sebelum kita menikah. tugasmu sudah selesai sayang kembalilah..kembali kubacakan 'ashadu alla illaha illah wa assadhu alla muhammaddurrosululloh...
shodakallah hul adzim suara hasal fadli mengakhiri... dan berlahan ichapun menutup mata untu selamatnya. dengan tenang dengan damai..... Inna lillahi wa inna lillahi rojiun. kembalilah jiwa yang tenang. ku telungkupkan tanggannya diperutnya. kulihat senyum tersungging di wajahnya. kucium wajahnya, hasan fadli meraihku dalam pelukannya
TAMAT
jam menunjukkan 02.00 dini hari aku bacakan icha istriku QS. Arrahman, dia merasa sangat iri ketika hasan fadli memberika mas kawin berupa bacaan QS Arrahman pada adelia, eh..adiknya. kubaca ayat demi ayat meski ta sefasih dan selancar hasan fadli, namun akupun menangis...saat tiba dibacaan ketujuh ayat Faa bii ayyi alla irrobbikuma tukadziban.... air mata menitik di matanya, kuteruskan bacaanku dengan lebih bahagia...kemudian tersungging senyum diwajahnya..cantik..cantik sekali...baru kusadari senyum icha juga cantik tidak kalah dengan adiknya. kuteruskan lagi sampai ucapan shodakallah hul adzim....kucium al qur an, kupandang wajahnya yang tersenyum melihatku, ku sentuh wajahnya, kucium keningnya, bulir bulir kasih sayang merambati seluruh hatiku. kupegang tanganku, 'maaf aku sayang'
iya tersenyum dan benar saja memang senyumnya sangat indah, bulir bulir kencantikannya terpancar diwajah tirusnya. kuusap air mata di wajahnya. 'maaf aku sayang aku yang sudah sangat jahat '
dia mengangguk dan memengang jemariku. kucium lagi pipinya. dia makin tersenyum. 'cepatlah sembuh dan kita perbaiki lagi hidup ini', dia tersenyum dan mengangguk. kita saling berpandangan tanpa pembicaraan, dihatiku yang ada rasa bersalah yang teramat sangat dalam. kuraba dan kuciumi seluruh tubuhnya mulai dari ujung kaki sampai ujung rambut, betapa aku sudah sangat dholim terhadapmu. menyakiti tubuhmu, hatimu perasanmu. laki laki macam apa diriku. kamu sudah aku nikahi dihadapan orang tua, sanksi, malaikat bahwa dihadapan Allah. tapi aku dzolim lelaki tak tahu diri, dia gapai tanganku dan dipegangnya erat. dia pandang wajahku tersenyum, aku sesungguhnya malu malu sekali icha. 'dedy cintakah kau padaku', kuanggukan mantap kepalaku. 'ya..aku cinta kamu icha. demi Allah aku cinta kamu dan mulai saat ini akan kubahagiakan dirmu'.
'akupun sangat mencintaimu dedy dari dulu dari semenjak kita kecil. jangan sakiti aku lagi dedy'
aku mengangguk mantap. tidak icha sekarang aku tahu kamu lah tulang rusukku yang harus aku jaga.
***
kukabarkan keluarga bahwa icha sudah sadar, orangtuaku, orangtua icha dan ika adelia beserta suaminya pun sudah hadir. ya memang sekarang adelia tampak semakin cantik teramat cantik lebih dari yang dulu. saya tahu kenapa adelia jadi semakin cantik, itu karena suaminya. demikian juga icha akan kubuat icha kelak lebih cantik, akan kubahagiakan icha, mungkin tidak semewah adelia tapi setidaknya takkan kubiarkan icha seperti kemarin yang tak pernah sempat mengurus dirinya. Bukankah kecantikan seorang wanita setelah menikah tergantung dari suaminya?? aku tersenyum. semuanya bahagia. 'nanti kalau icha pulang kita akan buat selamatan ', kata ayah. dan kuhadiahi icha rumah baru..adelia kamu tidak irikan?' ayauh melirik padaku sembari tersenyum dan akupun tersenyum. mba icha pun tersenyum. wajahnya masih tampak lelah. dia meminta maaf satu persatu awalnya padaku, 'dedy maafkan aku belum bisa jadi istri terbaik buatmu', katanya dan kuanggukan kepala kucium punggung tangannya, kemudian dia minta maaf pada ibunya, minta maaf pada ayahnya, minta maaf juga pada ibuku atau mertuanya 'ibu maafkan aku , aku bukan menantu yang baik, aku sudah berani pada ibu', ibuku menangis' iya menantuku, ibu juga mertua yang cerewet'
mba icha tersenyum lalu minta maaf pada ayah mertua, 'ayah maafin icha', ayah mengangguk dan mengelus kepalanya,
ketika seluruh keluarga sudah berpamit pulang, aku kembali hanya berdua dengan istriku. ayah ibu sebenarnya ingin menemani tapi kutolak, aku ingin berdua saja dengan istriku. bukankah selama ini hal ini jarang terjadi diantara kami??
tiba tiba icha pingin kekamar mandi, kutolak biar pipis disini saja, dia mengeleng, lalu kubobong dia, dia memelukku erat serasa tak ingin berpisah, dia peluk erat tubuhku dikmar mandi kemudia dia juga minta mandi, kubasuh tubuhnya dengan hati bergejolak tak menentu. kubasuh semua dengan halus, hati hati dan penuh kemesraan, kuhanduki dia kubopong kembali ketempat tidur kuganti pula bajunya. terus kusisir juga rambutnya. ku kuncir. aih...cantiknya kamu..kucium pipinya.
kejadian yang tidak dikendaki terjadi
'dedy..mataku panas', kata icha memegang matanya
'aku panggil dokter', kataku berlari mencari dokter, dokter dan bperawat datang tapi adel sudah Pinsan, ada tetesan darah segar keluar dari perban matanya. dokter menyuruhku keluar dan aku tidak mau kutentang perintah dokter ' biarkan aku disini dokter, icha dibawa kembali ke kamar icu dan aku ngotot untuk tetap bersamanya malah aku minta supaya icha tidak sendiri dikamar icu, ' oke, bapak saja yang dikamar icu sebagai suami'
'tidak bisa dokter aku ingin ada yang membacakan ayat ayat suci alquran ditelinganya'.
'bapak kan bisa'
'mohon dokter, saya harap dikamar istriku ada dua orang'
'satu cukup'
'dokter biar aku juga masuk' suara hasan fadli adik iparku. tolong. dan dokter hanya menganggukkan kepala. aku dan hasan fadli masuk ruangan. dia membuka mushaf al quran sedang aku memegang tangan istriku. 'mas dedy, bimbing mba icha dengan bacaan tasbih tahmid dan tahlil'
surat yasin dibacakan. surat Al kahfi dibacakan...mulutku tidak pernah terlepas dari zikir, sholawat. tubuh adel berasa kepanasan bergerak gerak namun matanya masih tertutup...hasan fadli mulai membacakan surat ketiga surat Ar rahman...faa biayyi alla irrobikuma tukkadziban....air mata menetes dipipi icha, kuhapus seraya menangis, ' apa kamu kesakitan icha?' dilanjutkan lagi bacaan quran surat arrahman, kubisikan lagi tahmid tahlil dan tasbih, air matanya kembali menetes...
'dedy....', icha menginggau
'bantu aku keluar dari masalah ini, aku sangat berat' keluhnya dan kembali diam. masalah apa icha...masalah apa..aku berteriak..hasan fadli menenangkanku, ' sadar ka dedy..bantu mba icha dengan meredha kannya..' sahutku. kembali kubacakan istigfar di kupingnya...
'icha aku redha kamu sebagai istriku, aku redha juga jika allah memanggilmu'
'icha aku akan menjadi orang baik, sebaik dulu sebelum kita menikah. tugasmu sudah selesai sayang kembalilah..kembali kubacakan 'ashadu alla illaha illah wa assadhu alla muhammaddurrosululloh...
shodakallah hul adzim suara hasal fadli mengakhiri... dan berlahan ichapun menutup mata untu selamatnya. dengan tenang dengan damai..... Inna lillahi wa inna lillahi rojiun. kembalilah jiwa yang tenang. ku telungkupkan tanggannya diperutnya. kulihat senyum tersungging di wajahnya. kucium wajahnya, hasan fadli meraihku dalam pelukannya
TAMAT
Yah tamat.. 😐
BalasHapusSediiihhhh 😭😭
BalasHapus