Nyemarang, Yokkk!!
Athaya pagi ini sudah bangun, sangat pagi. rasanya malam tadi ga bisa tidur, hari ini hari ini mau kesemarang, woiii.... diterima di perguruan tinggi..negeri lagi, hehe... dan niatnya pagi ini mau menengok ke calon kampus bener ga pengumuman dikoran..jangan...jangan pengumumannya hoak. dan wajib nih diperiksa kebenarannya.
sebelum ayam jantan tetangga berkokok, athaya sudah bangun, sholat malam dilanjut subuh, begitu sudah salam, langsung pake sepatu bututnya. 'atha ko tas nya kecil banget kaya mau ke mall saja', suara bapa menegur.
'hehe', dijawab cengiran. 'cuma sehari ko pa, sore juga balik lagi'
'lohh...ga bawa baju ganti?'
'ga..cuma bawa mukena dan satu kaos, siapa tahu muntah. kalau celana ga usah'
'oh..ya sudah', dalam hati bapa berkata anakku tidak melupakan sholat.
***
semua calon penumpang berbaris menunggu datangnya kereta. begitu padat penumpang yang memenuhi statiun. bersama ipung, desy dan amir, atha sudah bersiap siap untuk naik ke kereta bagaikan siap kemedan laga. begitu nguggggggg....kereta datang, sretttttttttt... semua calon penumpang berdesakan naik,saling senggol menyenggol, saling tarik menarik, saling ingin menjadi yang tercepat dan pertama mencari tempat duduk. 'ayo naik...', ipung mulai menarik tangan ku dan teman teman. diatas kereta segera kita cari tempat duduk. alhamdulillah...akhirnya dapat tempat duduk satu gerbong..aku dengan desy. ipung dengan amir. calon penumpang terus saja naik, kereta semakin lama semakin penuh sesak, jalanpun tidak bisa dilewati bahkan untuk bergerak saja kayanya sudah sangat sempit sekali. beruntung sih sudah dapat tempat duduk, lumayan dari pada harus berdiri sampai semarang, pikirku.
tiba tiba seorang nenek tua, gendut, rambut putih acak acakan duduk dipangkuanku. ahhhh..... desy tersenyum minggir dan menjauhiku meringkuk di kursi.
'nenek..jangan duduk disini', kudorong dorong tubuhnya tapi sedikitpun tidak bergerak
'nenek...aku sakit', hibaku, temen temenku langsung saja pada terkekeh. dan si nenek kaya kardus saja tidak menjawab juga tidak menjauh. alamakkkk...saya mengira ingatan nenek sudah pikun nih..biarin lah..
sampai pemalang...penumpang bukannya makin berkurang malah bertambah, suasana semakin berjubel dan sinenek anteng saja di pangkuanku. kesemutan, njarem dan senot senot yang kurasakan. bau tidak enak, bau keringat serta keringan yang njembrojos semakin membuat pengap.
'nenek geser'
'nenek pindah ya?'
diam saja bagai patung...
dan..tiba tiba kurasakan air hangat dipangkuanku...semakin lama semakin banyak...alamaaakkkk sinenek kencing dipangkuanku.
'nenek bangun', neneknya diam kaya patung
dan tiba tiba...brot...brot..brot sinenek eo
muntah muntah..
akhirnya nenek ditarik ipung dan amir.
aku muntah muntah saja. pengunjung yang lainpun demikian ikut muntah dan menutup telinga.
sampai dipekalongan si nenek turun
tapi bagaimana dengan bajuku
***
sebelum ayam jantan tetangga berkokok, athaya sudah bangun, sholat malam dilanjut subuh, begitu sudah salam, langsung pake sepatu bututnya. 'atha ko tas nya kecil banget kaya mau ke mall saja', suara bapa menegur.
'hehe', dijawab cengiran. 'cuma sehari ko pa, sore juga balik lagi'
'lohh...ga bawa baju ganti?'
'ga..cuma bawa mukena dan satu kaos, siapa tahu muntah. kalau celana ga usah'
'oh..ya sudah', dalam hati bapa berkata anakku tidak melupakan sholat.
***
semua calon penumpang berbaris menunggu datangnya kereta. begitu padat penumpang yang memenuhi statiun. bersama ipung, desy dan amir, atha sudah bersiap siap untuk naik ke kereta bagaikan siap kemedan laga. begitu nguggggggg....kereta datang, sretttttttttt... semua calon penumpang berdesakan naik,saling senggol menyenggol, saling tarik menarik, saling ingin menjadi yang tercepat dan pertama mencari tempat duduk. 'ayo naik...', ipung mulai menarik tangan ku dan teman teman. diatas kereta segera kita cari tempat duduk. alhamdulillah...akhirnya dapat tempat duduk satu gerbong..aku dengan desy. ipung dengan amir. calon penumpang terus saja naik, kereta semakin lama semakin penuh sesak, jalanpun tidak bisa dilewati bahkan untuk bergerak saja kayanya sudah sangat sempit sekali. beruntung sih sudah dapat tempat duduk, lumayan dari pada harus berdiri sampai semarang, pikirku.
tiba tiba seorang nenek tua, gendut, rambut putih acak acakan duduk dipangkuanku. ahhhh..... desy tersenyum minggir dan menjauhiku meringkuk di kursi.
'nenek..jangan duduk disini', kudorong dorong tubuhnya tapi sedikitpun tidak bergerak
'nenek...aku sakit', hibaku, temen temenku langsung saja pada terkekeh. dan si nenek kaya kardus saja tidak menjawab juga tidak menjauh. alamakkkk...saya mengira ingatan nenek sudah pikun nih..biarin lah..
sampai pemalang...penumpang bukannya makin berkurang malah bertambah, suasana semakin berjubel dan sinenek anteng saja di pangkuanku. kesemutan, njarem dan senot senot yang kurasakan. bau tidak enak, bau keringat serta keringan yang njembrojos semakin membuat pengap.
'nenek geser'
'nenek pindah ya?'
diam saja bagai patung...
dan..tiba tiba kurasakan air hangat dipangkuanku...semakin lama semakin banyak...alamaaakkkk sinenek kencing dipangkuanku.
'nenek bangun', neneknya diam kaya patung
dan tiba tiba...brot...brot..brot sinenek eo
muntah muntah..
akhirnya nenek ditarik ipung dan amir.
aku muntah muntah saja. pengunjung yang lainpun demikian ikut muntah dan menutup telinga.
sampai dipekalongan si nenek turun
tapi bagaimana dengan bajuku
***
Komentar
Posting Komentar