bab 4 Cinta terbang bagai awan
Bagian 4
.
.
Hari minggu adalah hari keluarga, kalau tidak untuk piknik ya bersih bersih rumah, tapi hari ini aku pamit. Pamit ada rapat osis dsekolah. Bukan pamit pergi ke guci sama ka dedy..dan aku belum ngomong apapun pada mba icha atas peristiwa penembakan kemarin di alun alun depan masjid agung. Dan satu lagi ini adalah satu kebohongan besar yang aku lontarkan pada ayah ibu..pamit kemana pergi kemana...ibu melepaskanku dengan...hari minggu seharusnya jangan kemana mana ndo??
Sebelum banyak tanya dari ayah, ibu dan mba icha, ada rasa bersalah tersembunyi pada mba icha..segera kucegat angkot...
😁
😁
Dgerbang sekolah ka dedy sudah menanti
"makasih untuk kedatanganmu, tak kan pernah kusia siakan hadirmu pagi ini saya", bisiknya ditelingaku..
Ditariknya tanganku ke pinggangnya, aku duduk dimotor, dua tangganku ditakupkan ke pinggangnya...dia menyetir...
Disana diajaknya aku ke atas bukit...
Dia kembali melakukan adegan seperti saat dialun alun, ditekuknya lututnya bersimpuh,"maukah kau jadi pacarku?"
Aku tersenyum dan mengangguk, dia bangkit dan mengucap,"terima kasih, kau lah satu satunya wanita yang kuharapkan"
Setelah itu kita berjalan mrnaiki bukit sambil bergandeng tangan...sesekali diusapnya pipiku...lalu kita mandi di air terjun, bermain air...sampai basah bajuku.
Kita bermain sampai siang menjelang, dibelikannya aku clana pantai untuk ganti.
"makasih...sayang makasih banyak...aku bahagia..."
Aku tersipu, aku juga bahagia ka!
"aku akan segera bilang ke icha bahwa kita pacaran, dan cinta ta bisa dipaksa"
"mba icha kan cantik, cerdas lagi, ko ka dedy g cinta sih??"
"memang icha cantik, cerdas dan terlalu sempurna bagi saya. Hidup saya sudah berlimpah kasih, baca buku, sekolah, semuanya sudah dan aku juga butuh penyaluran kasih sayang, membuang kejenuhan hidup bersama kamu. Bersamamu aku bisa lepas tertawa, bisa menyayangimu..bisa pokoknya aku merasa sebagai lelaki. Kalau bersana icha kurasakan hanya sekedar sahabat"
"aku akan menemui icha dan ngomong semua
Ka dedy menyakinkanku bahwa dia akan ngomong ke mb icha. Ngomong akan hubungannya dengan aku.
"ini aku sms icha ya. Ketemuan...kamu may ikut g?
"jangan dulu, aku takut mba icha kaget"
"ok...aku sms spt ini...sore icha, bolehkah kita bertemu ? Ada satu hal yang ingin kusampaikan padamu" tut..tit...sms terkirim
Tak menunggu lama, sms balasan datang
"iya ded, mau ngomong apa sih? Aku jadi deg deg an"
"ada hal penting yang hendak kusampaikan"
"hal penting
😱
😱..oke kalau kita harus bertemu"
"sip..hari kamis kujemput kau dikampus"
"ok..."
Klikk telepon ditutup... Direbahkannya punggungku dipangkuannya...mau pulang tapi hujan keburu hujan. Diguci sudah biasa hujan turun semudah turunnya tangis dihati yang terluka.
Ditutupnya badanku dengan jaketnya. "kamu tidurlah dulu, satu jam an kalau hujan tidak reda baru kita terobos. Tenanglah aku akan jaga tidurpun. Dan tak kan ada satu nyamukpun gigit pipimu"
Aku tersenyum tenang...kupejamkan mata dengan kedaiman aku tidur di paha kekasihku. Ka dedy sendiri menyandarkan punggungnya di balkom gasebo...
Semilir angin...dinginnya guci terasa membelaiku...
.
.
Bangun bangun sudah sore, hampir satu jam aku terlelap, "mau tidak mau aku akan terobos hujan. Kamu tidak takut kan?"
Kugelengkan kepala..mana bisa aku takut..jika disampingku ada pria yang melindungiku. Ka dedy bergegas naik motor dan aku mrmboncengnya...diraihnya tanganku ke pinggangnya,"pegang erat erat jangan kau lepaskan apa pun yang terjadi"
Dingin angin, derasnya hujan seakan tidak sedikitpun mempengaruhi kami, dekapan erat dipinggangnya membuat hangat diriku. Ketempelkan pipiku dipunggungnya. Serasa dunia milikk berdua. Jika ada orang yang mengatakab guci..gugurnya cinta...tak kan berpengaruh pada kami, hati kami sedang sejuk sesejuk hawa pegunungan.
Kami berdua dideras hujan turun kebawah membawa kenangan cinta yang indah
😍
😍
.
.
Hari minggu adalah hari keluarga, kalau tidak untuk piknik ya bersih bersih rumah, tapi hari ini aku pamit. Pamit ada rapat osis dsekolah. Bukan pamit pergi ke guci sama ka dedy..dan aku belum ngomong apapun pada mba icha atas peristiwa penembakan kemarin di alun alun depan masjid agung. Dan satu lagi ini adalah satu kebohongan besar yang aku lontarkan pada ayah ibu..pamit kemana pergi kemana...ibu melepaskanku dengan...hari minggu seharusnya jangan kemana mana ndo??
Sebelum banyak tanya dari ayah, ibu dan mba icha, ada rasa bersalah tersembunyi pada mba icha..segera kucegat angkot...


Dgerbang sekolah ka dedy sudah menanti
"makasih untuk kedatanganmu, tak kan pernah kusia siakan hadirmu pagi ini saya", bisiknya ditelingaku..
Ditariknya tanganku ke pinggangnya, aku duduk dimotor, dua tangganku ditakupkan ke pinggangnya...dia menyetir...
Disana diajaknya aku ke atas bukit...
Dia kembali melakukan adegan seperti saat dialun alun, ditekuknya lututnya bersimpuh,"maukah kau jadi pacarku?"
Aku tersenyum dan mengangguk, dia bangkit dan mengucap,"terima kasih, kau lah satu satunya wanita yang kuharapkan"
Setelah itu kita berjalan mrnaiki bukit sambil bergandeng tangan...sesekali diusapnya pipiku...lalu kita mandi di air terjun, bermain air...sampai basah bajuku.
Kita bermain sampai siang menjelang, dibelikannya aku clana pantai untuk ganti.
"makasih...sayang makasih banyak...aku bahagia..."
Aku tersipu, aku juga bahagia ka!
"aku akan segera bilang ke icha bahwa kita pacaran, dan cinta ta bisa dipaksa"
"mba icha kan cantik, cerdas lagi, ko ka dedy g cinta sih??"
"memang icha cantik, cerdas dan terlalu sempurna bagi saya. Hidup saya sudah berlimpah kasih, baca buku, sekolah, semuanya sudah dan aku juga butuh penyaluran kasih sayang, membuang kejenuhan hidup bersama kamu. Bersamamu aku bisa lepas tertawa, bisa menyayangimu..bisa pokoknya aku merasa sebagai lelaki. Kalau bersana icha kurasakan hanya sekedar sahabat"
"aku akan menemui icha dan ngomong semua
Ka dedy menyakinkanku bahwa dia akan ngomong ke mb icha. Ngomong akan hubungannya dengan aku.
"ini aku sms icha ya. Ketemuan...kamu may ikut g?
"jangan dulu, aku takut mba icha kaget"
"ok...aku sms spt ini...sore icha, bolehkah kita bertemu ? Ada satu hal yang ingin kusampaikan padamu" tut..tit...sms terkirim
Tak menunggu lama, sms balasan datang
"iya ded, mau ngomong apa sih? Aku jadi deg deg an"
"ada hal penting yang hendak kusampaikan"
"hal penting


"sip..hari kamis kujemput kau dikampus"
"ok..."
Klikk telepon ditutup... Direbahkannya punggungku dipangkuannya...mau pulang tapi hujan keburu hujan. Diguci sudah biasa hujan turun semudah turunnya tangis dihati yang terluka.
Ditutupnya badanku dengan jaketnya. "kamu tidurlah dulu, satu jam an kalau hujan tidak reda baru kita terobos. Tenanglah aku akan jaga tidurpun. Dan tak kan ada satu nyamukpun gigit pipimu"
Aku tersenyum tenang...kupejamkan mata dengan kedaiman aku tidur di paha kekasihku. Ka dedy sendiri menyandarkan punggungnya di balkom gasebo...
Semilir angin...dinginnya guci terasa membelaiku...
.
.
Bangun bangun sudah sore, hampir satu jam aku terlelap, "mau tidak mau aku akan terobos hujan. Kamu tidak takut kan?"
Kugelengkan kepala..mana bisa aku takut..jika disampingku ada pria yang melindungiku. Ka dedy bergegas naik motor dan aku mrmboncengnya...diraihnya tanganku ke pinggangnya,"pegang erat erat jangan kau lepaskan apa pun yang terjadi"
Dingin angin, derasnya hujan seakan tidak sedikitpun mempengaruhi kami, dekapan erat dipinggangnya membuat hangat diriku. Ketempelkan pipiku dipunggungnya. Serasa dunia milikk berdua. Jika ada orang yang mengatakab guci..gugurnya cinta...tak kan berpengaruh pada kami, hati kami sedang sejuk sesejuk hawa pegunungan.
Kami berdua dideras hujan turun kebawah membawa kenangan cinta yang indah


Komentar
Posting Komentar