Bab 6 Kalau cinta berkorbanlah...
Bab 6
π
π
π
Setelah tragedi ini aku benar ingin menghindari ka dedy, kalau aku punya nyali ingin kukembalikan ka dedy pada mba icha...ka dedy harus jadi milik mba icha tapi apalah daya aku tidak punya untuk itu, yang mampu kulakukan hanya menghindari. Kuhindari berduaan dengan dia, kuhindari bertemu pandang dengannya, kalau pas ka dedy drumah sakit maka minimal harus ada orang lain, kalau dia sendiri mending aku puter balik kerumah.
Malam ini aku kerumah saKit jam 9, kupastikan ka dedy sudah pulang mana mungkin dia menginap..
Kulalui koridor rumah sakit dengan tenang dibelokan terakhir kamar mba icha tanganku ditarik seseorang
"mengapa kau menghindariku sayang?"
"apa salahku?",desak ka dedy terus saja memegang tanganku
"stop ka, tak sadarkan kak dedy melihat keadaan mba icha?"
"ya aku sadar tapi aku tidak cinta icha, aku cinta kamu!"
"mba icha sangat mencintai kaka"
"trus apa aku harus menikahi icha hanya belas kasihan dia buta sebelah?"
"cukup ka, hanya kaka yang mampu membuat ka icha semangat, apa jadinya ketika ka icha sadar dan tahu ka dedy berpacaran sama aku?"
"ah.......", dtonjoknya dinding rumah sakit dengan keras. Sampe beberapa pengunjung memperingatkan kami bahwa ini rumah sakit dan tak sepantasnya berbicara keras.
Ka dedy melemah dan menunduk, menjatuhkan tubuhnya dikeramik, dia diem saja...aku dekati ka dedy dan kupegang tanganya
"ka bukankah cinta tak harus memiliki?"
"apa kamu g cinta aku??"dia berkata lemah...kalau boleh jujur ingin kukatakan bahwa aku juga sangat mencintaimu tapi...aku juga cinta kakakku, kakak satu satunya dan tak ingin aku lihat kakakku permata hati ayah dan ibu menderita, biar aku saja.
Belum sempat aku menjawab, seorang uster datang, "mba, pasien icha sudah sadar"
Dengan tergesa aku lepas tanganku dari ka dedy aku setengah berlari, ka dedypun kulihat mengikuti dari belakang..
Perlahan kulihat mata mba icha, mulutnya memanggil manggil...dedy..dedy..dedy..
"mba icha...ka dedy disini..menunggu terus menerus kaka"



Setelah tragedi ini aku benar ingin menghindari ka dedy, kalau aku punya nyali ingin kukembalikan ka dedy pada mba icha...ka dedy harus jadi milik mba icha tapi apalah daya aku tidak punya untuk itu, yang mampu kulakukan hanya menghindari. Kuhindari berduaan dengan dia, kuhindari bertemu pandang dengannya, kalau pas ka dedy drumah sakit maka minimal harus ada orang lain, kalau dia sendiri mending aku puter balik kerumah.
Malam ini aku kerumah saKit jam 9, kupastikan ka dedy sudah pulang mana mungkin dia menginap..
Kulalui koridor rumah sakit dengan tenang dibelokan terakhir kamar mba icha tanganku ditarik seseorang
"mengapa kau menghindariku sayang?"
"apa salahku?",desak ka dedy terus saja memegang tanganku
"stop ka, tak sadarkan kak dedy melihat keadaan mba icha?"
"ya aku sadar tapi aku tidak cinta icha, aku cinta kamu!"
"mba icha sangat mencintai kaka"
"trus apa aku harus menikahi icha hanya belas kasihan dia buta sebelah?"
"cukup ka, hanya kaka yang mampu membuat ka icha semangat, apa jadinya ketika ka icha sadar dan tahu ka dedy berpacaran sama aku?"
"ah.......", dtonjoknya dinding rumah sakit dengan keras. Sampe beberapa pengunjung memperingatkan kami bahwa ini rumah sakit dan tak sepantasnya berbicara keras.
Ka dedy melemah dan menunduk, menjatuhkan tubuhnya dikeramik, dia diem saja...aku dekati ka dedy dan kupegang tanganya
"ka bukankah cinta tak harus memiliki?"
"apa kamu g cinta aku??"dia berkata lemah...kalau boleh jujur ingin kukatakan bahwa aku juga sangat mencintaimu tapi...aku juga cinta kakakku, kakak satu satunya dan tak ingin aku lihat kakakku permata hati ayah dan ibu menderita, biar aku saja.
Belum sempat aku menjawab, seorang uster datang, "mba, pasien icha sudah sadar"
Dengan tergesa aku lepas tanganku dari ka dedy aku setengah berlari, ka dedypun kulihat mengikuti dari belakang..
Perlahan kulihat mata mba icha, mulutnya memanggil manggil...dedy..dedy..dedy..
"mba icha...ka dedy disini..menunggu terus menerus kaka"
Komentar
Posting Komentar