bab 6 kalau cinta berkorbanlah

Kutelan air ludahku yang terasa lebih pahit dari biasanya
"ka dedy menunggu terus mba icha"
" dedy swbebernya kau ingin mengatakan apa? Cintakah aku padamu? Jelas aku cinta padamu", mba icha berkata lirih, tangannya melambai supaya ka dedy mendekat, aq segera mundur..
"dedy jangan tinggalkan aku, digengamnya tangan ka dedy..
" kaka aku telp ayah ibu dulu...pasti semuanya bahagia mendengar kabar kaka udah sadar"
"akupun akan telp ayah ibuku, mereka berharap kala icha sadar dikabari"
Aku mengeluarkan hape, ka dedy pun demikian, aku mulai sibuk memecet bel diapun demikian ,aku mulai memberitahu ayah ibuku, dia pun demikian.
" mataku kenapa?" tanya mba icha. Tangannya meraba mata sebelah kanan. "pandangan jadi sedikit gelap. Bisakah aku melihat lagi??". Tanyanya
" mata mba icha sakit sejak kecelakaan itu", dirabanya mata kanannya sekali lagi tak ditemukan benjolan didalamnya
"apakah mataku diambil??".... Dan pecahlah tangisnya..akupun hanya mampu terisak dikakinya...
***
Ayah dan ibu datang menenangkan mba icha bahwa mba icha harus tetap bersyukur dengan satu mata masih bisa selamat bisa hidup, bahwa mba icha akan tetap jadi kebanggaan keluarga...
Ternyata ayah dan ibu ka dedy sudah ada diruangan, ibu ka dedy menghambur mrneluk mba icha
"icha sayang...icha ga usah kuatir cinta dedy tetal untukmu. Dia mau menerima kamu meski satu mata. Kamu akab jadi menantu kebanggaan kami. Buta atau tidak dedy akan bertanggung jawab menikahimu"
Perlahan mba icha tangisnya mereda, semua memeluknya. Hanya aku dan dedy yang saling diam membisu. Tak mungkin penting jika mereka tanya bagaimana sakitnya aku melihat dan mendengar semua ini. Tak terasa air mataku membasahi pipiku
๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ๐Ÿ˜ญ

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal akuntansi persediaan XI AK

Latihan soal myiob