bab 8 biarkan menjadi masa lalu

Bab 8
.
Setelah mba icha pulang dari rumah, keluarga ka dedy berkunjung dan menentukan tanggal pertunangan dan pernikahan. Semua dilakukan dalam waktu yang cepat. Wajah bahagia terpancar dari raut mba icha, ka dedy?? Ta berani aku muncul druang tamu.
Seorang ibu pasti tahu kegelisahan anaknya tanpa anak tersebut cerita, tiba tiba saja ibu masuk kedalam kamar, menanyakan bagaimana keadaanku, menanyakan bagaimana ujianku, dan mrnanyakan apakah aku sehat sehat saja?
Alhamdulillah mungkin karena aku kelas tiga jadi ibu menyangka bahwa mungkin aku pusing karena pelajaran dan bukan yang lain.
"ka. Jika kamu cape tidak usahlah bantu mempersiapkan pernikahanmu, cukup jaga kesehatanmu jangan sampe kamu sakit", begitu pesan ibu
###
Hari H, hari dimana acara akad nikah dilangsungkan, dipilihnya masjid dekat rumah. Mba icha sangat begitu cantik dengan gaun putih dan jilbab. Sebuah selendang menutupi mukanya..agar mata ksnannya juga siap. Semua keluarga sudah bersiap menyambut pengantin pria. Hatiku dag dig dug lebih cepat dari biasanya
Hawa panas menyelimuti diriku, namun anehnya aku merasakan kedinginan sampe mengigil, ibuku menyentuh diriku"apa kamu sakit ndo??"
Kugelengkan kepala
"kalau sakit sudah sana pulang kerumah. Kakaknya mau ijab qobul ko kamu seperi ibu", bentak ayah dan meninggalkan saya. Semakin lama rasaku tidak karuan. Aku berdiri dan setengah berlari kekamar mandi, kubasuh wajahku..pucat pasi, kuoleskan tipis lipstik berwarna pink, kusapu bedak agar terlihat segar. Aku kembali memasuki masjid, ka dedy sudah hadir dengan stelan jas hitam putih, kopyah hitam bertengger dikepalanya, bunga merah ada disaku jasnya, tepat saat dia mrlirik berbenturan dengan mataku. Terasa ribuan watt mengalir padaku secara mrndadak, kutundukkan wajah. Serasa tak bertulang aku mendekat, yang kurasakan adalah saya sedang konser tunggal dan semua memperhatikan diriku. Kunang kunang menghiasi wajahku ketika tiba tiba seorang ibu memeluk...erat..erat sekali. Tanpa bicara dan tanpa kata.
Pelukan sang ibu bertambah erat seakan enggan untuk dilepas, "kamu bersama ibu nak?", kudonggakkan kepala..ternyata itu ibunya ka dedy. Apa yang telah dilakukan ka dedy sehingga ibunya berbuat demikian?
Aku dirangkul dan diganteng menuju acara akad nikah..dengan terbaca ka dedy mengucap akad nikah dan gengaman sang ibu bertambah kuat. Kekuatan seakan muncul padaku, tidak apa apa semua akan berlalu.
๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡๐Ÿ˜‡
Malam ini acara walimahan dan resepsi, ka dedy dan mba icha dipelaminan sangat serasi. Ka dedy ganteng mba icha cantik meski hanya satu mata. Kupandang mereka, sekarang aku yakin aku kuat, ka dedy sendiri kulihat hanya menunduk...
Kupandang dari kejauhan...biarkan ini jadi masa laluku...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal akuntansi persediaan XI AK

Latihan soal myiob