lanjutan bab 5 rinai rinai dibalik hujan
Tak tahu berapa lama aku menangis..mataku sampe bengkak, suaraku sampe serak dan ka dedy tetap dsampingku, menemani disamping kamar tidurku, mengenggam erat tanganku...
Ketika adzan magrib berkumandang, aku minta dianter kekamar mandi, aku masuk dan ka dedy nunggu diluar pintu..dikaca kulihat bentuk wajahku...mata yang bengkak, merah dan keringat air mata bercampur tanpa bisa kubedakan. Segera kuambil wudhu..kubasuh....
Setelah sholat magrib dan berdoa...aku minta tolong ke ka dedy
"ka, tolong antarkan aku ke kamar mba icha. Aku ingim lihat kondisinya", dijawab anggukan kepala. Aku baru ingat setelah siang tadi ayah dan ibu menjenggukku belum kembali lagi. Pasti ada yang gawat terjadi dengan mba icha. Dengan tertatih, dengan digandeng ka dedy kucari ruangan mba icha. Diruangannya ternyata kosong
"o.. Pasien sedang menjalani operasi mata", kata penunggu lain..
Deg...operasi mata?? Semakin lunglainya diriku.."apa yang terjadi dengan mba icha?" air mataku mrngalir lagi. "ya allah...sembuhkan mba icha"
Diruang operasi ibu masih setengah sadar dipeluk ibunya ka dedy, ayah lemas memegah tasbih bersama bapaknya ka dedy...
Aku dan ka dedy mendekat..ibu diam saja..ayahpun demikian. Aku tahu mba icha adalah bintangnya keluarga, favorit keluarga, jika sebuah bintang kebahagiaan jatuh suramlah keluarga. Ayah memang sayang sekali sama mba icha, ayah sangat mencintai ibu dan mba icha adalah fotokopi ibu saat masih gadis. Mba icha menuruni sifat ibu tapi diwariskan kecerdasan ayah..kloppp wajah cantik, otak cerdas sifar lemah lembut.
Sedang aku, wajah ikut ayah, sifat mrnurun dari ayah kasar suka grasak grusuk, tidak telaten, suka lupa...sehingga karena sifatnya sama dengan ayah jadi sering benturan dengan ayah.
Ka dedy memeluk ayahnya, ayahnya menenangkan
"jangan khawatir kekasihmu akan segera sehat setelah operasi"
Jedder...ayah ka dedy pun mengetahui bahwa pacar ka dedy itu mba icha bukan saya...
Ibu ka dedy datang dan satu keluarga, ayah ibu dan ka dedy berangkulan.
Aku..diam.
Ketika adzan magrib berkumandang, aku minta dianter kekamar mandi, aku masuk dan ka dedy nunggu diluar pintu..dikaca kulihat bentuk wajahku...mata yang bengkak, merah dan keringat air mata bercampur tanpa bisa kubedakan. Segera kuambil wudhu..kubasuh....
Setelah sholat magrib dan berdoa...aku minta tolong ke ka dedy
"ka, tolong antarkan aku ke kamar mba icha. Aku ingim lihat kondisinya", dijawab anggukan kepala. Aku baru ingat setelah siang tadi ayah dan ibu menjenggukku belum kembali lagi. Pasti ada yang gawat terjadi dengan mba icha. Dengan tertatih, dengan digandeng ka dedy kucari ruangan mba icha. Diruangannya ternyata kosong
"o.. Pasien sedang menjalani operasi mata", kata penunggu lain..
Deg...operasi mata?? Semakin lunglainya diriku.."apa yang terjadi dengan mba icha?" air mataku mrngalir lagi. "ya allah...sembuhkan mba icha"
Diruang operasi ibu masih setengah sadar dipeluk ibunya ka dedy, ayah lemas memegah tasbih bersama bapaknya ka dedy...
Aku dan ka dedy mendekat..ibu diam saja..ayahpun demikian. Aku tahu mba icha adalah bintangnya keluarga, favorit keluarga, jika sebuah bintang kebahagiaan jatuh suramlah keluarga. Ayah memang sayang sekali sama mba icha, ayah sangat mencintai ibu dan mba icha adalah fotokopi ibu saat masih gadis. Mba icha menuruni sifat ibu tapi diwariskan kecerdasan ayah..kloppp wajah cantik, otak cerdas sifar lemah lembut.
Sedang aku, wajah ikut ayah, sifat mrnurun dari ayah kasar suka grasak grusuk, tidak telaten, suka lupa...sehingga karena sifatnya sama dengan ayah jadi sering benturan dengan ayah.
Ka dedy memeluk ayahnya, ayahnya menenangkan
"jangan khawatir kekasihmu akan segera sehat setelah operasi"
Jedder...ayah ka dedy pun mengetahui bahwa pacar ka dedy itu mba icha bukan saya...
Ibu ka dedy datang dan satu keluarga, ayah ibu dan ka dedy berangkulan.
Aku..diam.
Komentar
Posting Komentar