Bab 5 athifa

"hai...ko melamun", kududuk disampingnya yg lagi melamun digubuk tengah sawah, anak anak sudah kembali ke panti karena ada anak yang terluka
Eh...dia kaget melihat kedatanganku
"kulihat kamu begitu dekat dengan anak anak?", kutanya dia
"ah...tak kusangka kamupun demikian perhatian pada mereka", jawabku
"he eh....", cengirnya "pasti kamu heran ya...seorang play boy kaya aku juga punya sisi baik. Aku tersenyum
"jangan jangan gara gara ini kamu naksir aku nih?" candanya

Ha..ha..aku tertawa saja...memang sih ada rasa simpati sama dia, bayangkan aku yang baru kenal dia saja sudah mencap dirinya play boy.
"kamu mau denger ga sejarah panti asuhan ini?",tawarnya dan kuanggukan kepala
"panti ini adalah milik kakek dan nenek, kakek adalah seorang pengusaha hebat dijakarta, waktunya dihabiskan untuk bisnis bisnis dan bisnis. Dan nenek sering diabaikan ditinggal berbisnis. Nah...pada suatu hari ketika singgah disuatu masjid, kakek menemukan seorang anak yang lagi mengais sisa makanan. Didekatinya anak itu, ditanya kakek apakah sudah makan? Anak itu mengeleng, lalu kakek ajak anak ke warung, dibelikan makanan dengan lahap langsung dimakan. Ketika ditanya dimana orang tuanya? Anak itu menjawah, tidak mempunyai orangtua. Saat itu luruh hati kakek, bagaimana seorang anak yatim seharusnya menjadi tanggungjawab masyarakat, ko sampe ada anak yatim dijalan mencari makan dibak sampah?
Miris sekali bukan?
Dan dia sebagai pengusaha sampe meninggalkan keluarga anak dan istri ditinggal, bukankah mereka kesepian?. Untuk apa mencari uang? Bukankah uang untuk keluarga tapi keluarga tidak cukup hanya dengan uang
Sejak saat itu, kakek berangsur menyerahkan perusahaan pada putranya yaitu ayahku, kakek dan nenek mengambil sisa hartanya untuk membangun panti ini. Dan paman yang kemarin adalah anak yang ditemukan kakek dahulu menjadi pengurus panti ini.
"lah kakek dan nenekmu mana?"
"mereka sudah meninggal dan dikubur dibukit ini, mau kan besok kamu temani aku kekuburan mereka?"
"aku?"
"iya..kamu kan yg bisa ngaji"
"kenapa g kamu aja"
"ah...aku kan play boy banyak dosa
"trus??"
"mau ga...mau ya...kita kan temen"
Kuanggukan kepala
'yokkk kita garap karya ilmiah kita. Besok mau kita presentasikan", dia ambil tanganku dan mengandengnya
"ayuhhh faizal jangan nakal"
Dia tertawa geli melepas tanganku.
***
Suasana presesntasi berlangsung seru, masing masing kelompok unjuk gigi menunjukkan hasil dari risetnya
"jadi pada intinya kepedulian .asyarakat semakin berkurang terhadap anak yatim piatu dan anak anak jalanan"
"banyak panti kekurangan dana"
"banyak panti tak terawat"
"banyak panti tak terurus"
"banyak panti yang anak anaknya kurang makan"
"oleh karena itu dikesempatan presentasi ini, saya tidak hanya presentasi, saya akan melakukan perform silahkan para hadirin menyumbang yang murni hasilnya akan saya bagikan untuk panti panti asuhan"seluruh hadirin bertepuk tangan gemuruh, juri pun hanya tersenyum dan aku hanya berdecak kagum tak nenyangka faizal siplay boy kampret berani.
Dia bangun dari tempat duduknya, berjalan kepojok mengambil gitar
"athifa bantu aku....ambil syair depan lagu turi putih, bisakan?", bisiknya lirih dan akupun mengangguk kaget..
Kuambil nafas dalam dalam....
Turi Putih, Turi Putih Di tandur ning kebon agung
Ono cleret tibo nyemplung, mbok iro kembange opo
(*)        Turi Putih, Turi Putih Di Tandur ning kebon agung
Ono cleret tibo nyemplung, mbok iro kembange opo
Turi Putih, Turi Putih Di Tandur ning kebon agung
Jreng jreng....

Ono cleret tibo nyemplung, mbok iro kembange opo
mbok iro kembange opo, mbok iro kembange opo
Etan kali, kulon kali
Etan kali, kulon kali, Tengah-tengah tanduran pari
Saiki ngaji sesok yo ngaji, ayo manut poro kiyai


Etan kali, kulon kali
Etan kali, kulon kali, Tengah-tengah tanduran pari
Saiki ngaji sesok yo ngaji, ayo manut poro kiyai
ayo manut poro kiyai, ayo manut poro kiyai
(*)
Tandurane tanduran kembang, kembang kenongo ning njero guo.
 kitapun berduet yang membuat decak kagum dewan juri dan hadirin
Seluruh hadirin ikut menyanyi dan bersorak....sungguh perform yang sangat hebat....
Dia berputar mengambil topi disodorkan ke penonton, dan kamipun anggota kelompok yang lain ikut membantunya mengumpulkan uang dari pada hadirin.
Perform sukses, karya tulis sukses, hadirin terhibur dan berderma. Hmttt...bukan hanya sebuah karya tulis namun sebuah karya nyata.
****
Sore ini saya dan athifa ada dikuburan kakek dan nenek. Pagi tadi setelah melakukan presentasi kami kembali ke panti membawa uang sumbangan hadirin...dan seperti yang kujanjikan aku mengajaknya kekuburan kakek dan nenek. Kuusap nisannya, kubersihkan rumput rumput yang mengering, ah...paman memang benar benar anak yang berbakti, dia merawat kakek nenek semenjak hidup sampe kuburannya pun dirawat dengan baik. Kubacakan tahlil...athifa sebagai makmumku, sesekali kulirik dia
"wajah yang begitu sederhana, namun aku merasa nyaman berada didekatnya"
"kamu mengatakan sesuatu padaku?"
"ah...tidak, hanya tuh ada nyamuk didahimu", kataku berbohong, dia usap dahinya, padahal tangannya kotor kena bekas tanah kuburan
"ga ada ko?"
"ada .....", kuusap dahinya dan dia tidak menolak,"nih...."
"ah....dasar modus", ucapnya sambil tertawa
Suittyy...ini dikuburan.
Selesai tahlil, athifa buka qurannya dan dia bacakan qs. Al kahfi. Lagi lagi hatiku menjadi porak piranda jika mendengar suaranya melantunkan ayat ayat al quran, begitu damai dan melayang bagai disurga yang ada adalah keindahan semata. Kita datang didunia ini tanpa membawa apa apa, apa yang bisa dibanggakan? Harta? Tahta? Jika saat kembalipun kita tidak membawa apa apa selain iman dan takwa sebagai bekal. Bulir bulir air mata menetes dari mataku, kuusap, menetes kembali
Shodakallah..hul adzim....
"eh...kamu nangis ya?"ejeknya, kuusap mataku,"hanya kena debu biasa"
"ah...ngomong aj nangis, "dia tertawa
"bisa juga ya play boy kampret menangis
"kamu bilang apa?"
Play boy kampret"
Dia cubit hidungku
"aduh...sakit", keluhku
"nih....", dia gelitik pinggangku yang bikin aku meronta
"faizal...faizal..jangan...ini kuburan loh?"
He...he...faizal berhenti mengelitik dan tertawa....
"bisa bisa kakek dan nenekmu marah"
"yukkk...", digandengnya tanganku dan kubiarkan saja perlakuannya, dia mengajakku menaiki bukit padahal hari sudah semakin sore...semakin redup.
Dipuncak, semilir angin semakin dingin, burung burung mulai mencari tempat berlindung, dibawah saja air mengalir dengan sangat indah berkelok bagai selendang bidadari. Hamparan sawah yang menguning bagaikan permadani emas, rumah runah penduduk terlihat lebih cantik terlihat atapnya
"mengapa kamu ajak aku kemari faizal?"
"ada hal yang ingin aku tanyakan?"
" apakah itu?"
"mengapa kau ikuti aku diPai"
Kugelengkan kepala karena akupun tidak punya jawaban atas pertanyaannya
"dan mengapa akupun ikuti kamu waktu kamu disawah?"
"kamu ikuti aku?"
"ya", dia mengangguk
"kenapa?"
Dia gelengkan kepala
"akupun tidak tahu kenapa aku ikuti kamu"
Dan kitapun tenggelam dalam diam
"faizal ayooo kita pulang tidak baik kita berduaan diatas bukit lagian hari menjelang malam"
"athifa, mungkin aku mencintaimu", dia bergetar mengucapkan itu. Kugelengkan kepala.
"memang benar aku seorang play boy, tapi aku yakin aku mencintaimu"
"tidak aku tidak percays"
"yakinlah kamu akan menjadi wanita satu satunya dalam hidupku"
Kugelengkan kepala, mana mungkin pria se play boy faizal mencintaiku. Paling aku hanya sebuah maian belaka"
"aku tetap tak percaya"
"athifa yakinlah kamu padaku, apa kamu tak mencintaiku?"
Mengapa kamu ikuti aku athifa?"
"mengapa ? Apa kamu cemburu athifa?"
"tidak.....", aku teriak dan mulai menangis
"mana mungkin aku mencintai seorang play boy seperti mu...mana mungkin...aku tidak mau hidupku sia sia dihabiskan dengan orang seperti mu.
Lihatlah bagaimana ibuku seorang yang pendiam harus hidup bersama seorang ayah yang tidak bertanggung jawab.....
Ayah menikahi ibu kemudian pergi berselingkuh bersama wanita lain yang kemudian punya anak, ibu menerima ayah kembali beserta anak selingkuhan ayah. Namun nyatanya, hanya pukulan yang ibu terima jika meminta uang belanja, pukulan pake sandal, dilenpar piring, pukulan pake ikat pinggang hanya yang ibu terima, padahal ibu hanya minta hak uang belanja....untuk menghidupi kami anaknya. Dan atfifapun makin tergugu dalam tangisnya.
"percayalah athifa aku akan berubah", bujuk faizal
"tidak....", athifa menjadi kalap, matanya sudah merah dan bengkak...air mata mengucur deras. Faizal memeluk athifa dan membiarkan tangisan dibahunya. Dielusnya rambut athifa diciumnya dan athifa begitu terguguk dalam pelukan faizal. Matahari yang mulai tenggelan merasa malu atas pelukan keduanya..
"tidak...", athifa berontak
"jangan berharap aku mencintaimu", athifa tergugu dan membalikan badan, berlari menuruni bukit, berlari sekencang yang bisa dilakukan....
"athifa...tunggu...athifa tunggu...sungguh aku benar benar mencintaimu dan ingin jadikan kamu pelabuhan terakhirku. Athifa terus saja berlari sembari menangis, dan faizal mengejar dari belakang, matahari semakin tenggelam dan alam berubah menjadi gelap
"dug....", 4thifa menabrak pohon dan tubuhnya menjadi limbung...pinsan seketika
"athifa...athifa...bangun..."
"maafkan aku"
"maafkan aku athifa"
Diangkatlah tubuh sang kekasih dengan hati lara. Bukan saja athifa telah menolak dirinya namun karena dia tidak ingin kekasihnya menjadi menderita karena dirinys
diciuminya wajah athifa dengan penuh kasih dan air mata""
Dibopongnya tubuh athifa menuruni bukit
"aku janji athifa setelah ini aku akan berubah, berubah menjadi lelaki tanggung jawab yang pantas jadi pendampingmu", batinnya
Semua teman kamar athifa menunggu dan kaget melihat tubuh athifa yang pinsan, mereka sadarkan
Begitu matanya sadar dan melihat ada faizal, matanya menjadi merah penuh marah
"pergilah...kau play boy...aku tidak mau jadi istrimu"
"sabar athifa...."
"pergi sana..."jeritnya
"oke ...athifa aku pergi kuhormati keputusanmu. Namun pikirkan dulu jawabanmu, tidakkah kau mencintaiku?
"tak adakah hatimu untukku?"
Athifa semakin tergugu
"oke...athifa...besok adalah hari perpisahan kita..kutunggu engkau dan jawabanmu esok lagi
"tidak perlu menunggu pagi, jawabannya adalah tidak", eranglah
"oke athifa..oke...dengarlah hatimu, dengarlah nuranimu...tidak adakah sedikit rasa padaku?", faizal menangis
"esok pagi diupacara penutupan kutunggu engkau dengan switer ku yang pernah kupakai saat pertama kali kita bertemu, jika engkau pakai tandanya kamu terima aku. Dan aku berjanji akan berubah menjadi lelaki sholeh. Jika besok pagi tidak kau pakai, jalan hidup kita sudah berbeda takkan kugangu lagi dirimu. Kuusap air mataku
Dan sebagai lelaki aku menangis mengucapkan kata ini dihadapan dia dan teman temannya.
***
Aku sudah datang ditempat acara penutupan selepas sholat shubuh tadi, ingin kulihat apakah kekasihku menerimaku atau tidak kulirik jam, sudah semakin siang acara segera dimulai. Kulonggok suruh sudut aula ta kutemukan dirinya. Kulonggok dijalanan diantara para hadirin...belum.muncul juga.
Ku longgok dengan gelisah...
"ah....kekasihku datang...", kuperhatikan dari jauh apa yang dia kenakan? Jilbab besar warna navy...baju tidak kelihatan karena lalu lalang orang...semakin dekat aku semakin bergemuruh...
Senyumku sontak keluar...switerku dipakainya....ya...dia menerimaku...kurasakan air hangat keluar dari sudut mataku...mulutku tersenyum..kuusap air mataku...
"kamu..jahat faizal", kata athifa
Aku tersenyum,"makasih athifa, makasih"
"semalaman aku tidak tertidur memikirkanmu"
"aku juga athifa, aku menunggu jawabanmu"
"sebenarnya sudah kujawab tadi malam, bahwa aku tidak mencintamu
"makasih athifa..pastikan aku menjadi suami yang bertanggung jawab"
"hati kecilku berkata bahwa aku mencintaimu, semalaman aku istikharah hanya wajahmu yang mrmbayang
"makasih athifa"
"dan mungkin kamu pilihan Allah bagiku, meski dimataku kamu terlihat jelek, play boy namun pasti Allah punya hikmah sendiri mengirimkan engkau padaku"
"makasih athifa"
"tapi...kita tidak bisa menikah sekarang, tunjukkan saja siapa dirimu bagaimana perubahanmu dalam jangka waktu dua tahun"
"maksudnya athifa"
"ya...berikan aku satu alasan kamu layak ditunggu
"oke...athifa..aku akan berubah, merubah cara hidupku. Bekerjaku untuk bisa membahagiakanmu. Aku akan lakukan apa sajs untukmu.
"selama dua tahun kita akan berpisah mengambil jalan hidup masing masing. Jika dalam masa dua tahun kamu masih sendiri, datanglah padaku nikahi aku"
"kamu serius tidak akan menikah sana yang lain?"
Aku mengangguk. Ya akupun sama akan bekerja keras
"jangan goda para gadis lagi
Yapp...takkan lagi..
Lebaran tahun depan aku datang kerumahmu
Okrm..deal...kita bersalaman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal akuntansi persediaan XI AK

Latihan soal myiob