Bab 2 Athifa
Bab 2
Namaku Ilmira Felda Athifa, biasa dipanggil athifa. Aku lahir dari kelurga sederhana dan cenderung tidak punya, bapa hanya seorang tukang becak dan ibu hanya berdagang cabe dipasar. Aku dilahirkan anak ke 7 dan sebagai anak bontot. Pengalaman mengajariku untuk berbagi dengan saudara, sepiring nasipun biasanya harus dibagi seluruh anak jika bapa tidak mendapatkan uang.
Namun cita citaku sangat tinggi
Bersekolah bersekolah dan bersekolah.
Aku yakin dimana ada keniatan disitulah ada jalan, dimana ada kemauan Allah akan memberi petunjuk.
Dengan rajin berdoa, berbuat kebaikan, belajar dan belajar pastilah Allah buka pintu kesuksesan.
Dan benarlah...semenjak Smp aku sudah belajar berdagang, membawa dagangan kesekolah bukanlah hal yang memalukan, membantu ibu berdagang dipasar juga bukan hal haram. Smp bisa dilalui dengan mulus dan prestasi gemilang...belajar belajar dan belajar itu kuncinya.
Kemudian lanjut sma...bersekolah disekolah favorit adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi bapa ibu. Bangun sebelum subuh, sholat malam, masak sholat subuh kemudian sepeda kukayuh menyusuri jalan jalan dengan sepeda hanya demi sebuah ilmu. Disekolah mengantuk?? Wah itu hal wajar, karena setelah mengayuh sepeda terasa cape dan akibatnya mengantuk. Tapi aku harus bertahan, belajar belajar dan belajar demi kunci keperguruan tinggi.
***
Dan akhirnya sebuah perguruan tinggi dikota semarang juga mulus dapat dicapai dengan waktu 3.5 tahun dengan predikat cumlade, kembali hal ini membuat semakin bangga bapa dan ibu.
Kemudian ku abdikan ilmuku didesa, mengajar para generasi penerus bangsa.
***
Dengan rok lebar, kemeja gombrong, kacamata bundar adalah tampilanku Setiap hari menemui para tunas bangsa.
"assalamu allaikum"
"wa alaikum salam bu guru"
"gimana kabarnya anak anakku?"
"baik bu....."
"alhamdulillah kalau baik, siapa hari ini yang tidak masuk"
"dodo bu .."
"kenapa dodo?"
"sakit bu...."
"dodo sakit? Ayo ....kita sama sama doakan dodo, supaya sehat dan bisa sekolah lagi".
Berdoa mulai......
Alhamdulillah..."kuusap tanganku diwajah.
Semoga yang berangkat tetap bisa jaga kesehatan, jangan lupa makan tiga kali sehari, mandi, sikat gigi dan jangan tidur terlalu malam"
"ya....buguru??" jawab mereka serempak
"oke...pelajar hari ini adalah ketrampilan, sudah bawa bahannya?"
"sudah bu....."
"ayo apa saja bahan ketrampilan hari ini"
"kertas manila, kertas kado, kertas marmer, gunting, lem"
"kita mau buat apa?"
"pembatas buku gadis china bu??"
Ku acungkan jempol. aku berjalan mengelilingi mereka satu persatu. Memeriksa kesiapan mereka membuat pembatas buku gadis cina. Seperti apa ya? Ku gambar bentuk lingkaran, setengan lingkaran, dan lingkaran di atas sebuah persegi panjang dipapan tulis....
"ayo...coba buat gambar seperti ini dikertas manila kalian"
"gambar lingkarannya pake apa bu guru?"
"bisa pake uang logam 500. 1000 uang bisa, kalau ga ada pake passer juga bisa"
"gambarnya buat apa buguru?"
"gambar lingkaran buat rambut, setengah lingkaran buat poni, dan lingkaran plus persegi panjang buat badan
"bisa memang bu guru?"
"ya...dibuat dulu nanti kita rangkai sama sama"
Tok...tok...tok...
"assalamu allaikum"
"waalaikum salam" jawabku sembari tersenyum
"ibu dipanggil bapa kepala sekolah"
"ngih...", jawabku
😂
***
"ibu athifa tahu mengapa saya panggil?", bapa kepala sekolah memulai pembicaraan. Kugelengkan kepala pelan.
"ada surat dari kabupaten....", suara bapa kepala sekolah terhenti,"ibu dipilih mewakili untuk menghadiri perkumpulan remaja"
"saya pa?", jawabku kaget
"iya...bukah guru yang masih sendiri disini hanya ibu?"
"tempatnya dimana pa?"
"dijakarta waktunya sepuluh hari"
"sepuluh hari??
😱
😱
😱
"iya sepuluh hari"
"lama banget y pa?"
"tidak apa apa itu utk kebaikanmu, untuk perkembangan pengalamanmu"
"baiklah pa. Tapi bagaimana pelajaran anak anak?"
"nanti guru kelas 4 agar mengajar juga kelas 3"
Baiklah pa ...kalau kebijakan bapa demikian. Saya pamit dulu.
Jakarta..... Saya datang untuk menuntut ilmu.
Namaku Ilmira Felda Athifa, biasa dipanggil athifa. Aku lahir dari kelurga sederhana dan cenderung tidak punya, bapa hanya seorang tukang becak dan ibu hanya berdagang cabe dipasar. Aku dilahirkan anak ke 7 dan sebagai anak bontot. Pengalaman mengajariku untuk berbagi dengan saudara, sepiring nasipun biasanya harus dibagi seluruh anak jika bapa tidak mendapatkan uang.
Namun cita citaku sangat tinggi
Bersekolah bersekolah dan bersekolah.
Aku yakin dimana ada keniatan disitulah ada jalan, dimana ada kemauan Allah akan memberi petunjuk.
Dengan rajin berdoa, berbuat kebaikan, belajar dan belajar pastilah Allah buka pintu kesuksesan.
Dan benarlah...semenjak Smp aku sudah belajar berdagang, membawa dagangan kesekolah bukanlah hal yang memalukan, membantu ibu berdagang dipasar juga bukan hal haram. Smp bisa dilalui dengan mulus dan prestasi gemilang...belajar belajar dan belajar itu kuncinya.
Kemudian lanjut sma...bersekolah disekolah favorit adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi bapa ibu. Bangun sebelum subuh, sholat malam, masak sholat subuh kemudian sepeda kukayuh menyusuri jalan jalan dengan sepeda hanya demi sebuah ilmu. Disekolah mengantuk?? Wah itu hal wajar, karena setelah mengayuh sepeda terasa cape dan akibatnya mengantuk. Tapi aku harus bertahan, belajar belajar dan belajar demi kunci keperguruan tinggi.
***
Dan akhirnya sebuah perguruan tinggi dikota semarang juga mulus dapat dicapai dengan waktu 3.5 tahun dengan predikat cumlade, kembali hal ini membuat semakin bangga bapa dan ibu.
Kemudian ku abdikan ilmuku didesa, mengajar para generasi penerus bangsa.
***
Dengan rok lebar, kemeja gombrong, kacamata bundar adalah tampilanku Setiap hari menemui para tunas bangsa.
"assalamu allaikum"
"wa alaikum salam bu guru"
"gimana kabarnya anak anakku?"
"baik bu....."
"alhamdulillah kalau baik, siapa hari ini yang tidak masuk"
"dodo bu .."
"kenapa dodo?"
"sakit bu...."
"dodo sakit? Ayo ....kita sama sama doakan dodo, supaya sehat dan bisa sekolah lagi".
Berdoa mulai......
Alhamdulillah..."kuusap tanganku diwajah.
Semoga yang berangkat tetap bisa jaga kesehatan, jangan lupa makan tiga kali sehari, mandi, sikat gigi dan jangan tidur terlalu malam"
"ya....buguru??" jawab mereka serempak
"oke...pelajar hari ini adalah ketrampilan, sudah bawa bahannya?"
"sudah bu....."
"ayo apa saja bahan ketrampilan hari ini"
"kertas manila, kertas kado, kertas marmer, gunting, lem"
"kita mau buat apa?"
"pembatas buku gadis china bu??"
Ku acungkan jempol. aku berjalan mengelilingi mereka satu persatu. Memeriksa kesiapan mereka membuat pembatas buku gadis cina. Seperti apa ya? Ku gambar bentuk lingkaran, setengan lingkaran, dan lingkaran di atas sebuah persegi panjang dipapan tulis....
"ayo...coba buat gambar seperti ini dikertas manila kalian"
"gambar lingkarannya pake apa bu guru?"
"bisa pake uang logam 500. 1000 uang bisa, kalau ga ada pake passer juga bisa"
"gambarnya buat apa buguru?"
"gambar lingkaran buat rambut, setengah lingkaran buat poni, dan lingkaran plus persegi panjang buat badan
"bisa memang bu guru?"
"ya...dibuat dulu nanti kita rangkai sama sama"
Tok...tok...tok...
"assalamu allaikum"
"waalaikum salam" jawabku sembari tersenyum
"ibu dipanggil bapa kepala sekolah"
"ngih...", jawabku

***
"ibu athifa tahu mengapa saya panggil?", bapa kepala sekolah memulai pembicaraan. Kugelengkan kepala pelan.
"ada surat dari kabupaten....", suara bapa kepala sekolah terhenti,"ibu dipilih mewakili untuk menghadiri perkumpulan remaja"
"saya pa?", jawabku kaget
"iya...bukah guru yang masih sendiri disini hanya ibu?"
"tempatnya dimana pa?"
"dijakarta waktunya sepuluh hari"
"sepuluh hari??



"iya sepuluh hari"
"lama banget y pa?"
"tidak apa apa itu utk kebaikanmu, untuk perkembangan pengalamanmu"
"baiklah pa. Tapi bagaimana pelajaran anak anak?"
"nanti guru kelas 4 agar mengajar juga kelas 3"
Baiklah pa ...kalau kebijakan bapa demikian. Saya pamit dulu.
Jakarta..... Saya datang untuk menuntut ilmu.
Komentar
Posting Komentar