Lingerie Putih
Kupunguti lingerie yang berserakan di kasur, dengkuranmu
menandakan dirimu telah tertidur dengan pulasnya. Kugerakkan tangan keatas, bahu
kuputar sehingga terdengan gemerataknya. Hmtt..malam ini selepas anak tertidur
lagi lagi kau memintaku untuk bercinta, tak kah kau sadari betapa lelahnya
diriku seharian bekerja dikantor dilanjut dengan pekerjaan rumah? Tak kah kau
merasa bahwa dengan bercinta setiap hari membuat tubuhku serasa digedor
gedorkan ditembok berbeton? Tak oernahkan kau tanya betapa diriku sudah sangat
cape? Dan butuh istirahat??
Kupakai lingerie berwarna putih bersih satu demi satu,
lingeria yang khusus kau belikan untukku. Katamu lingerie ini sexy , serasi dan
pas dipakai kulitku yang putih bersih. Katamu lingerie ini membangkitkan
nafsumu setiap malam untuk bercinta denganku..
Lama-lama...aku muak..aku cape....aku cape tiap hari
melayaninya..
*
“sayang, ko kamu ga pake lingerienya?” tanyanya ketika
memeluk ku dari belakang menjelang tidur
‘ohh iya..lagi tak ku laudry’, selaku
‘tolong ya..khusus lingeria, jangan kamu laudry diluar,
lama..cuci sebentar saja biar tiap ,malam dipake, kamu itu cocok banget dengan
lingerie warna putih’, tambahnya
‘kuanggukkan kepala’,
‘besok dipake ya’, katanya lagi
‘ku anggukan kepala’,
Dia peluk aku, kalau kamu ga pake lingerie itu rasanya malas
bagiku untuk bercinta, nafusku jadi turun. Ga papa kan sayang?’
Dalam hati..alhamdulillah...hari ini aku bebas, suamiku
tidak jadi mengajak bercinta hanya gara-gara aku tidak pakai lingeria. maafkan
suamiku aku bohong....sebenarnya lingerie itu telah aku gunting dan kubuang
dikolong ranjang. Yes...cengirku
‘ya ga papa, abang tidur sajalah...’
Malam-malam selanjutnya dia tetap menanyakan kenapa aku
tidak pakai lingeria putihnya, dan kujawab hilang dilaundry..hehe...
‘hilang?’, katanya
‘waduh payah.padahal lingerie itu aku beli khusus diluar
negeri, modelnya sangat bagus dan seksi, bahannya lembut, brukatnya menarik
sangat sexy dan mengairahkan jika dipakai olehmu, bener bener seperti artis. Kalau
tidak ada lingerie itu rasanya hampa.
Sekali lagi kuterikan Yes..dalam
hatiku. Asyiekk tiap malam aku tidak harus melayani suamiku.
Malam ini suamiku pulang dengan gontai, dia diem saja waktu
kutanyakan ada apa dan mengapa. Dan kuputuskan untuk tidak menanyakan lagi,
karena lelaki butuh meluangkan waktu sendiri untuk menata hatinya...dan malam
ini seperti hal nya malam kemarin dia tidak mengajakku untuk bercinta.
Dia masih tidur ketika aku mau berangkat kerja, kubangunkan
dan kutanyakan kenapa?
Dia hanya mengelengkan kepala...
‘mungkin aku butuh istirahat, hari ini aku mau ijin kerja..’katanya
‘...oh..ya udah..aku berangkat dulu’kataku...
Sepulang kerja kudapati dia melamun sendiri
‘ayah..ayo kita makan...’ kusiapan makan untuk suamiku
‘bu..ada yang mau aku bicarakan?’
‘Ada apa yah?’
‘bu, bolehkah aku resign kerja??’
‘whatt???’
‘iya bu aku ingin resign’ tegasnya mantap
‘seorang kepala bagia dengan gaji yang lumayan dan ribuan
orang mengantri, malah ingin resign, aku tidak salah dengar??’
‘tidak bu..itu benar.aku ingin resign’
‘kenapa? Why? Harus ada alasan untuk itu’
‘aku ingin wira usaha biar bisa selalu dirumah’
‘bukankah ayah pulang tiap hari?’
‘ya...sih..tapi rasanya ayah berangkat pagi pulang sore...’
‘lah...ayah mau kerja apa’
‘ayah mau dagang dipasar’
‘dagang apa?’
‘apa saja yang penting halal’
Aku bener bener marah dan tidak tahu bagaimana jalan
pemikiran suamiku. Suamiku kerja sudah mendapat posisi enak strategis, prestasi
bagus mengapa tiba tiba minta resign? Sungguh aku tidak tahu apa yang harus aku
lakukan.... dan bagaimana aku harus hidup mulai dari nol... bagaimana dia akan
jualan kalau selama ini suamiku tidak pernah jualan??
b---
sudah tidak malam aku menolak dipeluk olehnya, dan suamiku
juga sudah tidak menanyakan mengapa aku tidak memakai lingerie dan tidak pula
menanyakan nasih lingerie itu karena aku memutuskan untuk membungkam mulutku
karena sudah tiga hari ini dia tidak bekerja...
dia terus saja mengumpulkan kaleng kaleng susu bekas punya
anak kami digudang yang jumlahnya karungan, beberapakali telepon selulernya
berdengung..dan dia matikan, beberapa kali sms/wa muncul ditelp mungkin dari
kantor suamiku kadang pula dan klien bisnisnya yang kadang kedengar samar dia
menyatakan sudah resign bekerja. Kutakuti masa depanku. Selama ini aku hidup
berkecukupan bersuamikan kepala bagian. Meskipun aku bekerja namun itu hanya
untuk pengabdian dan mengabdi saja, nafkah tetap suamiku yang memberikan semua.
Karema itu muncul kehawatiran dalam benakku bagaimana minggu depan, bulan
depan, mau makan apa?
Kaleng bekas dikumpulkan dihalaman belakang membuat halaman
makin kotor saja... semua kaleng dibersihkan satu demi satu membuat bekas
tiengnya berceceran ditanah, kalau kena tasya anak kami bagaimana? Kalau jadi
kuman bagaimana? Aku muakk....
--sss---
Pagi ini ketika dikantor, aku dikejutkan dengan seorang tamu
‘ibu..yudha??’ sapanya
‘iya, bapa siapa?’
‘aku prapdip temen kantor bapak yudha, ibu dipanggil
kekantor bisa bu?’
‘ada apa ya?’
‘pimpinan kami ingin bertemu dengan ibu’
‘saya??’
‘iya, karena pa yudha dihubungi susah sekali, ditelepon ga
diangkat, di wa ceklis, didatengi kerumah ga ada, jadi ibu dimohon kekantor
untuk melakukan konfirmasi mengenai ke resign bapak yudha’
‘suami saya ada masalah dikantor? Mengelapkan uang kantor”
tanyaku takut
‘setahu saya tidak, pa yudha orang yang jujur, ibu lakukan
klarifikasi saja dikantor;
‘ok, saya ijin pimpinan saya dulu’
‘ok bu, terimakasih atas kesediaan ibu’
---ssss---
Kuparkir motor dikantor suamiku, kantor besar dengan
bangunan bertingkat, mobil mobil berderet..ahhh..kubayangkan suamiku hanya naik
motor setiap hari padahal sudah selayaknya dia bisa pakai mobil.
Kumasuki kantor setelah bertemu satpam...banyak perempuan
perempuan berpakai seksi didalam kantor ini, rok mini ketat dengan blouse
dengan belahan dada super kebawah, kain tipis menutupi payudara..wohhhh..hampir
titik menyumbul didepan blouse..apakah dia tidak pake beha? Batinku
Seorang perempuan lain, dengan rok panjang menjuntai,
alamakkk.... seputih paha menyembul dibalik belahan rok..punggung perempuan itu
berenda mengirasatkan putihnya punggung....ihhh aku tersadar kenapa aku senorak
ini? Bukankah aku juga seorang perempuan?
‘ibu ada yang bisa saya bantu?’ sapa custumer servise dengan
gigi putihnya, rok berenda dipadu celana menambah manis tampilannya
‘saya istri pa yudha...mau bertemu pipmpinan...’
‘ohh..ibu yudha..mari ibu saya antar pada pimpinan’sambutnya
hangat
Pipmpinan menerima saya...
‘ibu..bagaimana kabar pa yudha?’
‘baik pa?’
‘pa yudha sekarang aktifitasnya apa bu?’
‘katanya mau wira usaha pa’, jawabku sedikit malu
‘apa ibu tahu, mengapa pa yudha memilih resign dari kantor
kami’
‘maaf pa..sebenarnya hal itu yang hendak saya tanyakan pada
bapak pimpinan’
‘iya..perusahaan kami sangat kehilangan sosok seorang pa
yudha, sayang beliau memilih mundur dari perusahaan’
‘apa suami saya bermasalah dikantor?’ tanyaku
Seorang perempuan masuk dengan blouse warna pink, geraian
rambut panjang menutup bahu yang terbuka, kerah bentuk sabrina membuka pahu
kirinya...cantik sekali. Lekuk tubuhnya terlihat dari body nya yang semampai. ‘
tanda tangan dulu pa?’ tawarnya pada pimpinan
‘oh...ya else ini ibu yudha, ibu ini else mantan sekretaris
suami ibu’, sekarang saya jadi cape sendiri ada apa apa else langsung
berhubungan dengan saya, kenalnya, gadis benama else mengajak bersalaman. ‘
maaf ibu saya tidak mengenali ibu’ katanya
Degg... sekretaris suamiku begitu cantiknya??? Saya tidak
tahu betapa cantiknya sekretaris suamiku... ya memang sih saya jarang ngobrol
dengan suamiku karena sudah betapa capainya diriku... ta pernah pula kutanyakan
tentang teman temannya
‘ibu baru pertama kali kesini pasti kaget, disini banyak
yang berpakaian sexy, memang begitu bu, perusahaan kami banyak bersinggungan
dengan perusahaan asing jadi wajar jka pakaiannya demikian, dan hal ini pula
yan menjadi alasan pa yudha untuk resign, katanya tidak kuat menjaga pandangan.
‘hah...menjaga pandangan??’ batinku
‘suami ibu orang baik, sangat baik meskipun dikantor kami
wanita nya berpakaian sexy tapi suami ibu tetap menjaga dirinya. Saya salut sama orang seperti pa yudha sudah
baik, sopan berprestasi lagi. Saya beliau minta resign.
Hatiku bergetar ternyata ini alasan suamiku untuk resign
dari perusahaan. Untuk menghidari panadangan. Ya Allah kututup mataku yang
hampir menangis....
‘pernah kutanyakan sama pa yudha’ kenapa tidak bertahan?
‘katanya mana mungkin dia bisa bertahan dengan pemandangan
sexy setiap hari. Ya selama ini istriku sudah sangat sexy ditempat tidur tidak
kalah dengan artis dan itu hanya untuk saya saja’ ehh..maaf ibu..dan aku
tersenyum malu...
Ibu kita selesaikan administrasi bapak yudha, silahkan ibu
ambil uang atas balas jasa prestasi pa yudha selama ini....
‘baiklah pa...terimakasih, segera aku pamit . ingin aku
menangis..ternyata beginilah alasan suamiku memilih resign. Ya Allah...aku
sudah bershuudhon macam macam.
Komentar
Posting Komentar